#RAIN#
RAIN
Ditengah malam hujan deras, seorang anak kecil berdiri tertunduk di pinggir jalan. Tanpa merasa kedinginan, tubuhnya basah kuyup terkena air hujan. Entah apa yang dia tunggu disana. Tak ada seorangpun yang tahu. Seorang pria menghampirinya, mencoba bertanya padanya tentang apa yang sedang dia lakukan, tapi anak itu tidak menjawab pertanyaan pria tersebut. Si pria tersebut pun bertanya
“ hai nak,, apa kau punya tempat tinggal. Siapa namamu nak??”
Anak tersebut tetap terdiam membisu.
“hhmm, sepertinya sesuatu baru saja terjadi pada dirimu. Kalau begitu ayo ikut ketempatku, akan jauh lebih baik daripada terus berada ditempat seperti ini ditengah hujan deras. Bagaimana kalau kau sakit?? Apa orang tuamu tidak cemas??”
Anak itu masih tetap membisu.
“tidak mau ya??? Kalau begitu, ini kupinjamkan jas hujan biar kau tak kedinginan...”. sambil melepaskan jas hujannya dan memakaikannya kepada anak itu.
“jaga dirimu baik-baik ya nak..” berjalan meninggakan anak tersebut sambil melambaikan tangan kearahnya.
HAMPIR MATI
Pagi yang cerah setelah hujan deras semalaman.
Orang-orang berkerumun di sebuah gang dipinggir jalan. Ada seorang pria dengan pakaian layaknya dengan pakaian serba hitam layaknya Men In Black berusaha masuk kedalam kerumunan itu. Setelah dilihatnya, ternyata anak yang tadi malam tergeletak tak sadarkan diri di gang tersebut.
“APA YANG TERJADI..???!!” Tanya pria tersebut pada orang-orang disekitar.
“kami tidak tahu, tadi pagi seorang pengantar Koran menemukannya sudah dalam keadaan seperti itu, kami pikir anak ini sudah mati, tubuhnya tidak bergerak sama sekali dan detak jantungnya sangat lemah, jadi kami tidak berani memindahkannya” jelas seorang bapak diantaranya.
“lalu kenapa kalian tidak telpon polisi atau ambulance..!!” tugas pria tersebut dengan nada agak keras.
“ kami sudah menelpon polisi, namun sepertinya mereka terjebak macet di lampu merah” jelas bapak tersebut.
“AHHH..!! POLISI TIDAK BISA DIANDALKAN..!!” bentaknya.
Pria tersebut pun menggendong anak tersebut dan berlari membawanya untuk diberikan pertolongan.
“hei, mau kau bawa kemana anak itu???? Tunggulah petugas sebentar lagi…” teriak seorang bapak mencoba menghentikan pria yang membawa anak itu.
“akan ku coba memberinya pertolongan pertama..!!” jawab pria itu sambil berlari semakin jauh dari kerumunan.
#Dirumah pria tersebut.
“keadaanmu sangat tidak baik nak, suhu tubuhmu sangat tinggi. Detak jantungmu sangat lemah. Mungkin Karen kau kehujanan semalaman. Untung aku meninggalkanmu dengan jas hujanku. Setidaknya itu bisa mencegah keadaanmu lebih parah.” Sambil mengganti kain kompres dikepala anak itu.
“jika saja kau tetap disana lebih lama lagi mungkin nyawamu tidak tertolong. Sepertinya aku harus menggunakan cara itu*. Aku akan membuka simpul-simpul chakra ditubuhmu dan mengaktifkan chakramu. Dengan itu daya tahan tubuhmu akan meningkat pesat, dan kau akan pulih dengan cepat.” Mengarahkan telapak tangan kebagian uluhati-menutup mata-berkonsentrasi-menghirup udara lewat hidung dan membuang lewat mulut.
“HHHHHAAAAAHHHHHHHH…!!!!! BANGKITLAH WAHAI KEKUATAN YANG TERSEMBUNYI DALAM DIRI ANAK INI..!!!” suasana pun berubah, udara disekitarnya terasa lebih hangat(pertanda peningkatan aura secara signifikan). Anak itu pun berangsur-angsur membaik dalam sekejap. Bahkan tubuhnya menjadi lebih bugar.
Perlahan dia mulai sadarkan diri dan membuka matanya dan bertanya
“aku dimana???? Paman siapa???”
“tenang nak, kau baru saja hampir mati. Apa kau ingat aku??? Aku yang memberikan jas hujan agar kau tidak kedinginan. Tapi semalam kau sama sekali tak menjawab pertanyaanku. Apa sesuatu terjadi padamu??”
“ya, keluargaku…” raut wajahnya berubah.
“kenapa dengan keluargamu????” Tanya pria tersebut penasaran.
“aku melihat mereka dibunuh saat aku baru pulank sekolah” raut wajahnya semakin sayu.
“apa yang terjadi??? Apa kau kenal orang-orang yang membunuh mereka??? Apa keluargamu memiliki musuh??? Ceritakan padaku bagaimana kejadiannya.”
“tidak, aku tidak kenal mereka. Saat itu langit mendung, aku baru saja pulang sekolah aku melihat pintu rumah ku terbuka, dan perabotan disana berantakan. Kupikir sesuatu terjadi disana. Lalu aku diam-diam melihat kedalam. Ternyata sekelompok orang berpakaian hitam-hitam sedang memukuli ayah yang melindungi ibu dari mereka. Mereka terus menanyakan hal yang aneh kepada ayah. Tapi ayah tidak mau menjawabnya. Akhirnya mereka menembak ayah dan ibu. Saat itu aku ketakutan dan menjatuhkan vas bunga, mereka mengetahui bahwa ada yang menyaksikan kejadian itu. Mereka pun mengejarku dan mencoba menangkapku. Aku lari sekencang mungkin, sampai akhirnya aku berhasil lolos dari kejaran mereka. Tapi ayah… ibu… mereka… hiikkksss… hikksss.. bagaimana keadaan mereka.???? Aku tidak tahu arus kemana, aku hanya bisa menangis ditengah hujan.” Cerita anak itu sambil menangis tersedu-sedu.
“kau bilang mereka mengenakan pakaian serba hitam dan menanyakan hal yang aneh???”
“ya”
“apa kau ingat apa yang mereka katakana??”
“entahlah, mereka menanyakan sesuatu tentang batu. Batu yang katanya lebih kuat daripada uranium. Hasil pengembangan proyek ilmiah di amerika, batu tersebut dapat mengendalikan cuaca, frekuensi radio, bahkan isa menimbulkan bencana yang dahsyat..” jelasnya terbata-bata.
“apa kau mendengar sesuatu yang lain??”
“entahlah, kepalaku masih sakit.” Sambil memegang kepalanya.
“mungkin kau masih belum sembuh benar. Lebih baik kau istirahat dulu. Oh iya, kalau boleh tahu, siapa namamu nak??”
“ namaku Bryant Holland”
“apa?? Jadi kau anak dari Robert Holland, ilmuwan jenius yang terkenal itu??”
“ya, benar… ayahku memang orang yang sangat hebat” kembali bersedih.
“maaf nak, aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Perkenalkan, namaku Shin Armstrong. Kau bisa memanggilku paman shin. Mulai sekarang kau boleh tinggal disini bersamaku.”
bab.III ~NEW HOME
#Keesokan paginya.
Cuaca cerah, matahari bersinar dengan terang setelah hujan lebat semalaman. Bagaikan membuka lembaran kehidupan baru. Bryant terbangun dari tidurnya. Dia mencoba turun dari ranjang tempat tidurnya. Perlahan dia melangkahkan kakinya, tangannya mencoba meraih sesuatu untuk dijadikan pegangan untuk membantu menopang tubuhnya. Dia membuka pintu, berjalan melewati lorong dirumah itu. Sampai pada suatu ruangan yang sepertinya dapur, disana terdapat peralatan dan perlengkapan memasak. Seorang pria nampak sedang memasak sesuatu. Sayu-sayu Bryant menatap orang itu. Dia mencoba menyapanya.
“paman shin..” panggilnya dengan nada agak pelan.
“oh, Bryant. Kau sudah bangun ternyata. Ini aku sedang membuatkan sarapan untuk kita. Kuharap kau menyukai masakanku…” kata paman Bryant sambil tersenyum. Senyumnya sangat hangat, sama seperti senyum ayah. Membuatku ingat kembali akan peristiwa itu.
“paman pandai memasak juga ya..” Tanya Bryant sambil mendekati paman Shin, mencoba melihat makanan apa yang dimasak.
“ah, tidak juga. Aku mempelajari keahlian ini dari ayahku.” Jawabnya.
“ayah paman, pasti ia orang yang baik.”
“ya, ayahku orang yang sangat baik. Dia adalah ayah terbaik untukku. Walaupun dia buka ayah kandungku”
“maksud paman???” Tanya Bryant tidak mengerti.
“ya, dia bukan ayah kandungku. Tapi aku sudah mengaggapnya seperti ayahku sendiri. Dulu aku hanyalah seorang anak jalanan setelah melarikan diri dari panti asuhan. Saat itu aku tidak punya tempat tingal. Setiap hari aku makan makanan sisa yang dibuang di tempat sampah restoran atau rumah makan. Sampai pada suatu hari aku kelaparan, dan aku hanya menemukan roti basi dari tempat sampah sebuah took roti. Karena sudah kelaparan tanpa pikir panjang aku langsung mamakan roti tersebut. Entah apa isi dari roti tersebut, tapi sepertinya itu adalah roti isi kacang. Namun belum habis aku memakannya, perutku terasa sangat sakit. Aku pun terjatuh sambil mengerang kesakitan dan memegangi perutku. Saat itu aku pikir aku akan mati. Tak ada siapapun saat itu. Aku sangat kesakitan akibat keracunan roti itu. Saat aku pikir tak mungkin ada yang menolongku, datang seseorang yang menolongku. Seorang pria paruh baya yang mengenakan jaz hitam. Dia mencoba mencari pertolongan disekitar. Tapi tak ada siapapun disana waktu itu. Tak mungkin menelpon ambulance pada saat itu, karena saat itu jarak tempat ku berada dan rumah sakit sangatlah jauh, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tempatku. Akhirnya ia menggendongku kerumahnya. Ternyata dia adalah seorang ilmuwan. Aku diobatinya disana. Dan sejak saat itu aku ditampung disana. Belakangan aku mengetahui kalau ia juga seorang praktisi spiritual, ia juga sering diminta meneliti mengenai hal-hal yang menyangkut dengan kejadian aneh seperti penampakan UFO, monster LOCHNESS, VAMPIRE, dan beberapa mitos yang kebenarannya masih dipertanyakan sampai saat ini. Ia mengajariku banyak hal. Memasak hanyalah satu dari sekian banyak keahlian yang kupelajari darinya. Ia orang yang sangat baik. Namun sayang sepuluh tahun setelah kejadian itu ia mengalami kecelakaan saat sedang mendapat panggilan untuk meneliti sebuah batu meteor yang ditemukan di pinggiran kota tangerang malam sebelumnya. Mobil yang ia tumpangi di tabrak oleh truck container di jalan tol fly over. Mobilnya terjatuh ke jurang dan mayatnya sampai saat ini belum ditemukan. “ cerita paman shin jelas.
“paman, maavkan aku. Akuu..” belum selesai berbicara, paman shin memotong. “tidak apa-apa Bryant, aku mengerti. Mengetahui cerita tentang orang yang baru kita kenal itu memang perlu. Nah, kau sudah mendengar tentang diriku bukan. Hemm, kalau begitu sekarang giliran kau menceritakan tentang dirimu.” Kata paman Bryant.
“tak ada yang special tantang diriku.”
“nak, dengarkan kata-kata paman..! didunia ini tidak ada orang yang tidak special… setiap orang pasti memiliki keistimewaan tersendiri didalam dirinya. Hanya saja mungkin orang itu belum menyadarinya akan kekuatan yang tersembunyi didalam dirinya.” Paman Shin menasihati.
“disekolah teman-teman sering mengejekku. Kata mereka,” Apa benar aku ini anak dari Robert Holland ilmuan yang jenius itu?????? Dia bodoh, nilai pelajarannya selalu saja dibawah rata-rata. Hanya mata pelajaran olahraga dan kesenian yang paling bagus. Jangan-jangan dia hanya anak pungut???” mereka selalu mengolok-olokku seperti itu.” Jelas Bryant dengan agak sedih.
“ nak, mereka semua salah. Bakat seperti ayahmu itu sangat langka. Ingat, anak seorang polisi belum tentu jadi seorang polisi, anak seorang atlet pun belum tentu ingin menjadi atlet juga seperti orang tua mereka. Paman yakin, kau pasti memiliki bakat yang lain. Bukankah kau pandai dalam hal olahraga dan kesenian???? Mungkin kalau kau mengembangkan keahlianmu di bidang itu suatu saat kau juga bias terkenal dan jadi orang hebat seperti ayahmu. Hanya saja di bidang yang lain.” Paman Shin menasihati lagi. Namun Bryant hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa.
“ baiklah, paman rasa ayam panggangnya sudah makan. Emh, Bryant… bias kau bantu paman menaruh ayam ini untuk disajikan diatas meja???” pinta paman Shin.
“baik paman.” Jawab Bryant sambil mengambil ayam dari dalam microwave dan menaruhnya diatas meja makan.
“terimakasih ya.. nah, sekarang semuanya sudah siap. Mari makan… ini paman ambilkan nasi untukmu. Makan yang banyak ya, karena kau baru saja sembuh.”kata paman Shin sambil mengambilkan semangkuk nasi dan memberikannya pada Bryant.
Bryant pun menerima semangkuk nasi itu.
“tapi sebelum kita makan, Bryant apa kau mau memimpin doa makan???” pinta paman Shin dengan halus.
“ aa..aaaku paman???” Tanya Bryant keheranan sambil menunjuk kearah wajahnya.
“ ya, benar..” paman Shin memastikan.
“baiklah, tapi aku tidak pernah paman..” protes Bryant.
“ tidak apa-apa, percaya dirilah sedikit.. ayo dicoba dulu, paman yakin kamu pasti bias.” Paman Shin menyemangati Bryant sambil menorehkan senyum di bibirnya.
“ya paman, baik.. ya tuhan, terimakasih atas kebaikan dan kemurahan hatimu sehingga kami bisa merasakan nikmatnya makanan ini. Semoga engkau selalu memberikan keberkahan pada kami. Amin…” Bryant berdo’a.
“nah Bryant, tinggalah disini bersama paman. Angap saja ini sebagai rumahmu se ndiri… sudah lama paman tidak makan bersama sejak ayah meninggal. Paman akan sangat senang jika kau mau tinggal disini.” Paman Shin menawarkan.
“apa boleh paman???” Tanya Bryant.
“tentu boleh. Lagipula bukankah kau tidak mempunyai tujuan dan tempat tinggal?? Bahkan mungkin orang-orang jahat yang membunuh keluargamu sedang mencarimu saat ini. Tinggal disini sementara akan membuatmu lebih aman.” Jelas paman Shin.
“ lalu bagaimana dengan sekolahku paman??” Tanya Bryant lagi.
“paman akan mendaftarkanmu di sekolah baru, dengan identitas baru. Agar tidak diketahui oleh para pembunuh itu.” Jelas paman Shin lagi,
“ identitas baru paman?? Maksud paman??” Tanya Bryant.
“ ya, aku akan memberikan nama baru untukmu. Umph, bagaimana kalau “RAIN”… Mengingatkan saat pertama aku bertemu denganmu.” Kata paman Shin.
2 comments:
hahaa mau jadi tukang nulis nopel lu? wakaa
yah... pengen jadi penulis yang handal. biar orang yang baca tulisan gw bisa terhibur.. ^_^
Post a Comment